Sunday, November 2, 2008

Jumlah Orang dengan Berat Badan Lebih Menyamai Jumlah Orang Lapar

Setidaknya itulah sekilas yang saya baca di www.globalissues.com, ironis bukan. Sementara beratus ribu orang kelaparan di DR Congo karena perang saudara, atau banyak orang Indonesia yang susah untuk makan tiga kali sehari, banyak orang lain di bagian dunia lainnya yang menderita obesitas! Makanan cepat saji lah yang selama ini dituding sebagai penyebab utamanya. Tetapi, saya tidak hendak menekankan pada makan apa saja orang-orang itu hingga menderita obesitas tapi lebih betapa ironisnya perbandingan di atas. Menurut web yang sama, “sejak 1980 jumlah orang yang kurang makan turun menjadi 1,1 milyar, sementara itu jumlah orang dengan berat badan lebih telah mencapai 1,1 milyar”.

Hidup kadang tidak adil memang. Tapi pertanyaannya, hidup bagian mana yang telah berlaku tidak adil, elemen hidup yang mana yang membuat perbedaan begitu besar. Ketika dunia disibukkan dengan isu ketahanan pangan, ternyata isu itu tidak berlaku bagi setiap negara, setidaknya bukan bagi setiap orang. Di manapun juga sudah sering berlaku, ketika ada yang mati kelaparan, ternyata tidak sedikit yang mati kekenyangan, entah karena kecelakaan, sistem distribusi yang tidak rata atau entah karena kesalahan kebijakan. Tetapi apapun itu, kenyataan tidak bisa dipungkiri begitu saja bahwa memang koin memang memiliki dua sisi yang berbeda, ada yang gelap ada yang terang, ada siang ada malam, ada lapar (kelaparan) ada kenyang (atau dalam hal ini kekenyangan) …