Monday, March 16, 2009

The Importance of Being Un-important… *

*baca: gak penting gitu lohh

Kenapakah demikian? Jikalau Anda menuju Temburong, Brunei dari Bandar Seri Begawan melalui jalan darat maka Anda harus mewati wilayah Malaysia yaitu Limbang. Tidak ada yang sebenarnya menarik dengan Limbang ini terkecuali bahwa banyak orang Brunei yang "alim nan relijius" itu yang suka "having fun" di kota ini karena mereka tidak bisa melakukannya di negara asal. tapi ini bukan tentang Limbang tetapi tentang perbatasan Malaysia-Brunei Darussalam.

Untuk memasuki wilayah Temburong dari Limbang, Anda harus menyeberangi sebuah sungai yang airnya kecoklatan karena tanah yang terbawa arus. Ada sebuah kapal yang katanya dimiliki bersama oleh semacam koperasi dari Malaysia dan Brunei. Jadinya seperti kongsi dagang antara dua negara gitu kali ya kecuali bahwa "barang dagangan"nya adalah jasa angkutan. Satu mobil yang menggunakan kapal tersebut harus membayar B$ 4 atau sekitar Rp. 28.000,- (dengan kurs B$ 1 = Rp. 7.000,-). Coba tebak berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyeberangi sungai itu dengan kapal tadi? Ya, kira-kira kurang dari 5 menit kalau tidak dihitung waktu mobil masuk dan mobil keluar dan nunggu kapal penuh dan berangkat. Jadi, pertanyaan berikutnya, berapa lebar itu sungai? Jangan bayangkan sungai Kapuas atau sungai besar lainnya di Indonesia, sungai yang dimaksudkan ini hitungannya puluhan meter saja. Hmmm,sepertinya 20m pun tak ada ...

Kenapa tidak membuat jembatan saja? Well, ini masalah periuk nasi orang-orang di dua negara. kalau ada jembatandan kalaupun ada bayarannya pasti masuk ke kas negara. Kalau pakai kapal swasta begini uang langsung masuk ke orang Malaysia dan Brunei. Selain itu, ada perahu kecil khusus penumpang yang waktu saya disana hanya satu, siapa tahu ada yang jalan kaki.

Kemudian, di salah satu tiang kapal ada gambar handphone di tengah-tengah lingkaran merah dan dicoret ditengahnya. Intinya, peringatan dilarang menggunakan telepon seluler sewaktu dalam kapal. Mungkin takut akan membahayakan navigasi, takut kalau ada penumpang yang sms-an atau telpon-telponan kapalnya gak akan sampai seberang, begitu kali. But, c'mon mate, itu jarak ditempuh kurang dari 5 menit, seberangnya juga ketahuan dimana, wong keliatan (kata orang Jawa, cetho welo-welo nyolok moto. Kalau orang yang nekad dan kuat renang juga sebentar sampai, jadi kenapa gak bole pake hp di kapal? Biar memenuhi standar pelayaran internasional kali yaa (anyway, apa sih isinya standar pelayaran internasional?), soalnya kan ini penyeberangan antara 2 negara. Tapi emang kalau di kapal (bukan kapal terbang), gak boleh pake hp yak? Hmmm...gak penting ...

test

kenapa yak beberapa kali mau post entry kagak berhasil2...