Friday, July 25, 2008

Earl Grey and Me ...

Saya sebenarnya bukan tipe orang yang terobsesi pada jenis minuman tertentu. Bukan tipe orang yang harus minum kopi/teh begitu mata terbuka di pagi hari. Atau bukan tipe orang yang tidak bisa hidup tanpa orange juice. Saya hanya tipe orang yang tidak bisa tanpa air, sesederhana itu. Tetapi sekitar sebulan yang lalu tiba-tiba saya pengen banget minum teh Earl Grey, yang mahal itu. Bukannya saya ini sombong tidak mau lagi minum teh melati atau teh tubruk tapi aroma Earl Grey itu ngangeni gitu lo ... (ini gara-gara pernah hidup di antara bule-bule). Tetapi masalahnya "hanya" dua; harganya kalau di Indonesia ini (menurut standar saya) mahal, dan tidak semua supermarket menjualnya.

Akhirnya, demi merasakan dan mencium aroma si Earl yang abu-abu itu, minggu kemarin saya paksakan juga hunting ke mal cukup besar di bilangan Jakarta Selatan. Ya, akhirnya saya temukan juga teh yang satu ini. Walaupun mahal, tetapi (lagi-lagi) demi ingin kembali merasakan teh yang satu ini, saya beli juga. Akhirnya begitulah akhir pencarian Earl Grey saya. Mungkin kalau menyitir kata Andrea Hirata, saya ini termasuk mengidap penyakit gila nomer sekian ... obsessive compulsive pada Earl Grey, the tea ...

1 comment:

DESITA said...

lho kok dadi obsesif kompulsif, emang kamu punya gejala bebersih sama suka ngecek-ngecek yang berlebihan? wakakakkakakakak. nanti tak kirimken english breakfast, earl grey, twinning, dilmah, tong ji, gopek dari sini....