Thursday, April 17, 2008

Sampah (Plastik) Dimana-mana

Sampah memang sudah menjadi fenomena dimana-mana. Dari pasar tradisional yang becek kalau hujan, bahkan sampai supermarket yang ada di mal-mal di pusat kota. Dari warung makan kaki lima pinggir jalan yang berdebu sampai restaurant siap saji di pusat perbelanjaan yang ber-AC. Bahkan di angkutan umum pun kadang (bahkan sering) terdapat sampah. Dan, iya, sampah-sampah di tempat2 umum seperti itu memang didominasi oleh plastik.

Suatu saat saya berbelanja di salah satu supermarket yang merupakan chain dari Perancis. Ya, tahulah, disana memang saya sukanya barang-barang yang biasa saya perlukan selalu ada, soal harga pun sama saja, dimana-mana sekarang memang mahal. Kemudian saya pingin membeli jeruk waktu itu, karena yang sedang diiklankan adalah jeruk lokam (atau lokan? Saya lupa) dan rasanya juga manis maka saya ke tempat buah-buahan. Tetapi yang membuat saya miris waktu memilih jeruk tersebut adalah bahwa setiap jeruk dibungkus dengan bungkus plastik (individual wrap). Padahal para pembeli musti menggunakan kantong plastik lagi untuk menimbang jeruk tersebut dan membawanya pulang. Disamping jeruk-jeruk tersebut ada sebuah keranjang sampah yang penuh plastik-plastik pembungkus jeruk yang tidak diinginkan para pembeli termasuk saya. Bayangkan, berapa saja sampah plastik yang dihasilkan dari membeli dan mengkonsumsi jeruk di perbelanjaan yang namanya dalam bahasa Indonesia (menurut teman yang cas cis cus berbahasa Perancis) adalah “perempatan” itu.

Tetapi jangan salah, supermarket ini pingin juga lo go green. Buktinya, setiap Anda membayar di kasir mesti ditawari tas warna hijau yang (katanya) dapat digunakan lagi, cukup membeli sekali katanya. Saya memang kadang melihat ada beberapa orang yang menggunakan tas tersebut, tetapi setiap saya antri belum pernah ada yang mau beli tuh, termasuk saya! Kalau saya alasannya sederhana, saya bawa tas kanvas yang sudah saya gunakan berkali-kali. Satu hal lagi, tas yang ditawarkan untuk berbelanja berulang-ulang itu berbahan PLASTIK! Ya, itu kan sama saja menambah sampah, maksudnya tas platik kan tidak awet dan tidak kuat untuk membawa barang-barang belanjaan, kenapa kalau niatnya mengurangi sampah tapi green bag-nya juga dari plastik?

Tapi, tunggu dulu, akhir-akhir ini supermarket itu sudah mulai menjual tas kanvas kok, walau saya tak tahu harganya berapa, lagi-lagi saya belum pernah tanya, belum butuh. Tetapi tetap saja green bag plastik itu masih dijual.

Tidakkah Anda lihat ada paradoks disini, di satu sisi ada niat baik untuk mengurangi sampah (plastik), tapi disisi lain ternyata plastik masih digunakan secara berlebihan. Maksud saya, memang kita masih perlu plastik tetapi bisa kan dikurangi, terutama untuk hal-hal yang tidak perlu seperti membungkus jeruk satu persatu itu tadi. Ya, namanya juga baru mulai belajar hidup yang lebih ramah lingkungan, satu dua kesalahan boleh lah. Tapi, sayangnya kesalahan ini tidak bisa ditolerir lama-lama soalnya kalau kelamaan bisa fatal juga.

Mengurangi sampah plastik dengan menjual tas belanja berbahan plastik? Apa kata dunia???

No comments: