Friday, February 22, 2008

Krisis Energi

Sudah dua hari ini ada giliran pemadaman listrik di Jakarta. Kemarin waktu pagi2 datang ke kantor, listrik juga byar pet, mati hidup. Menurut berita, itu dikarenakan pembangkit listriknya sedang kekurangan pasokan batubara karena gelombang pasang dan banjir di beberapa daerah, hingga batubara tidak bisa dipasok dengan segera. Waktu saya dengar batubara untuk bahan bakar pembangkit listrik, saya hanya bisa komentar, hari gini masih pake batubara!!!

Sebenarnya sudah ada wacana Indonesia mau bikin Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Idenya canggih, dan kalau untuk deterrence secara politik wah efeknya bisa huibat, saking hebatnya. Bagaimana tidak, secara senjata dan kapal2 kita yang sudah uzur itu saja cukup untuk membikin Australia kelabakan, ketakutan, jangan2 Indonesia menyerang neh. Bukan itu saja, waktu ada rencana membeli Sukhoi dari Rusia, wacana di negara kangguru itu tuh sudah begitu hebohnya. Baru rencana itu, baru mau beli, belum jadi, entah kalau sekarang sudah terbeli. Nah apalagi kalau kita punya PLTN, huaduh gak kebayang deh orang2 di negara itu. Ini contohnya saja. Tapi, PLTN itu banyak kelemahannya terutama kalau dibangunnya di Indonesia. Bagaimana tidak, la wong busway yang BBG (Bahan Bakar Gas) saja bisa terbakar gara2 supirnya gak mau memperhatikan peringatan penumpang. Lah bagaimana ceritanya dengan PLTN, mungkin jika punya sudah berkali2 bocor, berkali2 meledak juga bisa kali yee, trus seluruh Indonesia sekarang sudah terkena radiasi, memang ini membayangkannya keterlaluan sadis tapi bagaimana lagi …

Saya bukannya meremehkan ahli kita. Saya yakin secara substansi Indonesia memiliki banyak orang yang pandai (ini bertentangan dengan pernyataan seorang yang famous dari dunia entertainment kita). Tapi, kita ini sukanya meremehkan hal2 yang kita anggap enteng, tidak penting, tapi kenyataannya yang kecil2 itu justru implikasinya bisa luar biasa, ya seperti bau asap di busway tadi yang karena tidak ditanggapi jadi kebakaran. Saya ingat seorang praktisi perhotelan bilang, yang begini ni yang namanya pitfall, hal kecil yang berakibat fatal. Kadang memang kita suka memperhatikan hal2 kecil, remeh, tapi yang memang benar2 sepele, yang kalaupun tidak diurus juga tidak akan terjadi apa2, tapi justru hal2 “sepele” lainnya yang mustinya diurusi malah dibiarkan saja.

Coba bayangkan, klo jadi bikin PLTN, konstruksinya saja nanti mesti gak bener karena materialnya dikorupsi, trus klo dah jadi mesti kita merawatnya juga asal2an, trus kalau ada kebocoran kecil, mesti bilangnya ahh sedikit ini, tidak apa2, belum lagi kita ini hidup di negara yang rentan gempa, nah kalau sudah meledak baru tuh komentar di mana2 untuk kemudian melakukan kesalahan yang sama. Pernah ada yang bilang, “membuat sebuah kesalahan itu suatu kebodohan.” Nah, Anda bisa bayangkan to bagaiamana kalau kesalahan tersebut dibuat berulang2, hemmm…jadinya retarded? Ya sudahlah pokoknya intinya demikian.

Negara ini sedang krisis energi, dan memang bukannya tidak ada yang punya inisiatif membuat energi alternatif. Sudah banyak lah yang menawarkan solusi, biofuel misalnya. Masalahnya saya pernah baca tapi lupa dimana, oke lah biofuel itu energinya jenisnya yang ramah lingkungan, bisa diproduksi berulang2, dan sumbernya berlimpah. Permasalahannya pengolahannya itu yang tidak ramah lingkungan. Terus kalau mau dibilang berlimpah2 juga tidak bisa dibenarkan begitu saja. Coba Anda lihat, banjir dimana2, panen gagal, dimana lagi akan ditanami tanaman2 sumber biofuel. Kalau misalnya sumber energinya kedelai, lah tempe saja sekarang mahal, karena kedelai langka, jadinya tidak efektif juga to. Sebenarnya menurut saya, ide biofuel itu sangat bagus, masalahnya perlu dipikirkan bagaimana pengolahannya supaya ramah lingkungan, bagaimana menjamin pasokan sumbernya ketika cuaca sedang tidak bersahabat seperti sekarang.

Saya pernah melihat di TV ada seseorang dengan ide untuk mengolah sampah menjadi bahan bakar. Caranya, membakar sampah2 tersebut untuk kemudian dibuat briket2 seperti briket batubara, atau gampangnya seperti arang. Idenya bagus, untuk mengurangi sampah tapi caranya yang menurut saya malah menimbulkan masalah baru, yaitu asap dari proses daur ulang serta hasil samping dari penggunaan briket2 sampah tersebut. Tuh, kan siapa bilang orang Indonesia tidak pandai, banyak sudah muncul ide bagus. Tapi ya itu, kadang kita memang berpikirnya tidak terlalu jauh sehingga ekses2 ke depan kadang belum terpikirkan dengan matang.

Kita kan punya cukup sinar matahari, bahkan akhir2 ini gelombang laut yang tinggi tapi sampai sekarang belum terdengar penggunaannya secara maksimal, atau dengan kata lain dalam skala besar. Akhir2 ini malah kita sering diguncang gempa. Ini pemikiran gila, tapi anyway, sebenarnya bisa tidak ya energi gempa itu dimanfaatkan untuk pembangkit listrik, daripada destruktif. Ya memang sih itu akan insidental saja tapi kan kalau dapat dimanfaatkan kan lumayan to. Ya, tapi sekali lagi, ini pemikiran gila…

No comments: