Wednesday, December 19, 2007

Antartika dan Saya


Banyak orang ketika ditanya pengen liburan ke mana, maka jawabannya tempat2 elok seperti Eropa (Eropa pun yang barat, London, Paris dan konco2nya), atau Bali, Bangkok, atau Hongkong kalau mau belanja. Tapi saya sering menjawab, Antartika! 'Heh?' reaksi para penanya ketika saya sebutkan nama sebuah benua beku di sebelah selatan Australia itu, yang diklaim oleh banyak negara, dari Australia sendiri sampai negara2 di Amerika Selatan! 'Mau ngapain di tempat seperti itu, itu kan dingin!' Bukannya saya ndak mimpi pergi ke Paris ato New York untuk jalan2, tapi kedua kota itu bisalah setiap saat dikunjungi kalau ada sarananya, tapi Antartika? Bagaimana kalau gara2 global warming dan climate change atau warming2 dan change2 yang lain tiba2 benua itu meleleh, dan penguin2 Emperor yang begitu anggunnya seperti dalam dokumenter The March of the Penguins hilang begitu saja? Saya kan nantinya hanya mengunjungi sebuah tempat kosong melompong saja, karena seperti foto2 yang saya lihat selama ini, daya tarik benua itu justru karena dinginnya, karena formasi dan warna2 gunung2 es-nya.


Mungkin saya mulai terobsesi dengan Antartika ketika saya menonton seri dokumenter Undersea World of Jaques Cousteau. Kalau tidak salah ingat saya masih SMP waktu itu karena TV swasta di Indonesia tidak lebih dari tiga dan siaran baru mulai jam 12 siang. Di dokumenter itu diperlihatkan bagaimana para ilmuwan berjuang di tengah dinginnya benua itu untuk meneliti kehidupan di sana. Cousteau kehilangan salah satu anggota tim-nya waktu itu. Saya bisa ingat betul walau saya tidak pernah menulisnya di buku harian. Sebagai orang yang cepat lupa, ingatan saya sangat begitu rapinya menyimpan beberapa hal yang ada di dokumenter tersebut. Saya masih ingat ketika pertama kali saya kenal dengan nama 'paus pembunuh' atau waktu itu disebut 'orka', dan saya belum tahu bagaimana menulis kata dengan bunyi itu. Baru setelah saya dapat publikasi dari Greenpeace, saya tahu bahwa paus pembunuh atau Inggrisnya disebut killer whale itu sering juga disebut orca dari nama Latinnya Orcinus orca. Kalau tidak salah ingat nama Latin ini berarti setan dari neraka. Nama ini begini menyeramkan untuk makhluk berton2 yang saya pikir warnanya seperti panda, hitam-putih, dan makanannya hanya plankton dan krill (sejenis udang kecil).

Saya pun masih ingat dengan jelas kalau kapal yang digunakan oleh Cousteau itu namanya Calypso, yang belakangan saya tahu merupakan nama dewi laut. Kemudian ingatan saya kembali disegarkan dengan tokoh Calypso di film Pirates of the Caribbean: at World's End, walau Calypso, si kapal tidak seperti yang digambarkan di film itu. Ketika saya SMA dan mulai pede menulis surat dengan bahasa Inggris saya yang waktu itu masih kacau balau, saya memberanikan diri menanyakan ke UNESCO mengenai Jean-Jaques Cousteau ini, karena naifnya saya waktu itu. Cousteau adalah orang Perancis, dan karena kantor badan PBB tersebut di Paris, dan beliau adalah ilmuwan kelautan terkenal, siapa tahu UNESCO bisa membantu. Tapi benar adanya, UNESCO bisa membantu, dengan menberikan edisi UNESCO Courier lama yang ada artikel mengenai beliau. Artikel tersebut bukan mengenai pencapaian beliau di bidang kelautan tetapi mengenai meninggalnya salah satu ilmuwan kelautan besar Perancis dan mungkin dunia. Padahal waktu itu saya minta alamat beliau untuk berkorespondensi, saya pikir sebagai ilmuwan beliau tidak akan keberatan membagi pengalaman selama melakukan ekspedisi keliling dunia. Jikalau bahasa Inggris saya bagus sejak saya menonton dokumentasi itu mungkin saat ini saya menyimpan balasan surat dari beliau, dengan cerita2 mengenai tempat2 jauh yang bahkan dalam mimpipun saya sulit mencapainya. Walau kecewa tapi saya tidak seharusnya menyesal, sebagai seorang inlander, yang dilahirkan dan dibesarkan jauh dari laut, saya telah mengetahui satu nama ilmuwan kelautan besar abad 20 (atau 19 ya?). Beberapa waktu lalu saya membaca kalau Philippe Cousteau, putra beliau meneruskan apa yang telah dirintis ayahnya, dengan berkelana keliling dunia di atas Calypso untuk meneliti hal2 terkait dengan kelautan.

Mungkin karena menonton dokumentasi itu juga saya bercita2 menjadi seorang ilmuwan. Saya ini berasal dari keluarga pengajar, orang tua dan beberapa kakak saya menjadi guru, tapi karena saya tidak suka dan memang tidak mampu mengajar jadi saya harus memiliki cita2 lain selain itu. Dan dokumentasi itu memberikan saya jawaban. Waktu itu saya menganggap adalah keren jika dapat bekerja di lab dengan mengenakan jas lab warna putih, dengan dikelilingi tabung2 reaksi dan sampel2 serta melakukan penelitian dan menemukan sesuatu untuk dunia. Sesekali pergi ke tempat2 jauh untuk mengumpukan sampel, kemudian membawanya kembali ke lab saya untuk diteliti. Sampai sekarang pun saya pikir ilmuwan itu pekerjaan yang keren. Bahkan walau saya tahu bahwa sudah tidak akan pernah mencapai cita2 itu, saya tetap menyimpannya, jika keajaiban tiba…

Begitulah saya dan Antartika. Bagaimana saya begitu terobsesinya (jika boleh dibilang demikian) pada benua beku ini. Sayangnya bahkan ketika saya begitu dekat, saya belum dapat menjangkaunya. Saya pernah cek di internet harga tour ke benua itu dari Australia, paling murah adalah A$ 5000! Uang sejumlah itu bagi saya sangat banyak dan kalaupun ada masih sayang rasanya untuk berwisata, ketika ada hal2 lain yang musti saya urus. Mungkin suatu saat nanti jika Tuhan mengijinkan dan memberikan rizkinya untuk saya, sehingga saya dapat menyentuh es Antartika, sehingga saya dapat melihat langsung barisan penguin Emperor yang begitu lucunya itu. Mungkin saya masih dapat melihat Orca menyemburkan air dipermukaan laut Antartika… Untuk sekarang, cukup bagi saya untuk bermimpi dulu saja.

catatan: foto diambil dari http://www.nationalgeographic.com/traveler/photos/photocontest0601/photocontest_gallery7.html, diakses tgl 19 Desember 2007

1 comment:

Unknown said...

"Nama ini begini menyeramkan untuk makhluk berton2 yang saya pikir warnanya seperti panda, hitam-putih, dan makanannya hanya plankton dan krill (sejenis udang kecil)."

Wah bu dyah, you're mistaken orcas with other whales, meskipun orca adalah salah satu mahluk laut yg paling cantik tetapi mereka juga salah satu predator paling hebat d dunia..
Makanan utama mereka adalah mamalia laut seperti anjing laut dan singa laut.. Mereka juga makan ikan dan cumi.. Yang membuat mereka menjadi predator yg tangguh d laut adalah karena mereka berburu mangsanya dalam kelompok & bekerja sama & actually using different strategies to capture different preys.. so as innocent as the may seem, they are one of the sea most prominent predators..