Wednesday, December 26, 2007

Boxing Day

Hari ini, sehari setelah Natal di Australia. Sebagian besar toko dibuka jam 6 pagi dan memberikan diskon yang rata2 50% bahkan lebih. Sepertinya, semua orang sudah memenuhi kota/pusat perbelanjaan dari pagi. Ini adalah boxing day, sebuah hari dimana, literally, orang2 berebut barang (bahkan mungkin sampai benar2 saling meninju satu sama lain) yang dijual separuh dari harga biasanya. Menurut seorang teman, antrian sudah menyemut dari jam 6 pagi, itu berarti orang2 tersebut datang ke pusat perbelanjaan sebelum jam 6, bisa jam 5 bahkan mungkin tidak pulang sama sekali, demi diskon.

Salah seorang teman yang bertemu saya hari ini mengatkan kalau dia meninggalkan rumah dari jam 8 pagi dan menurut dia, banyak barang sudah habis terjual. Padahal saya baru pergi sekitar jam 11, jadi bisa Anda bayangkan, kalau saya tidak beli apapun. Alasannya sederhana, saya tidak memiliki target untuk membeli apa2, kemudian barang yang saya inginkan pun diskonnya tidak begitu banyak jadi kalaupun saya beli di Indonesia dengan harga penuh, masih akan lebih murah. Lagipula, saya bukan tipe orang yang saking gila belanjanya musti sabar mengantri di tengah keramaian orang. Kalau untuk berjalan ke counter-nya saja saya sudah kelelahan karena harus mencari celah di antara kerumunan orang, bagaimana saya harus memilih barang yang saya ingin beli. Saya memang bukan orang yang sabar untuk antri yang keterlaluan macam ini. Saya mentolerir antrian dan mungkin sudah terbiasa antri tapi tidak untuk berada di urutan seratus sekian, dan itu hanya untuk membeli barang yang sebenarnya saya tidak begitu memerlukannya!

Satu hal lagi, saya jarang bertemu dengan orang Indonesia di pusat perbelanjaan besar di Sydney pada hari2 biasa. Tetapi hari ini, saya bertemu banyak sekali orang Indonesia (pertama kali tentu dari bahasanya, bahkan ada yang pake bahasa Jawa!). Untuk kali ini orang Indonesia benar2 fit in the stereotype, belanja kalau ada diskon saja. Tapi tunggu dulu, tidak semua begitu, saya yakin banyak sekali orang Indonesia yang kelewat tajir yang tinggal di kota ini. Cuma karena kelewat kaya itulah kenapa saya tidak pernah bertemu dengan mereka, tentu saja lah tempat belanja kita berbeda.

Tetapi memang selama tinggal di Sydney, saya belum pernah melihat pusat kota – sekitar Pitt Street dan George Street – sebegitu ramainya, sampai2 mau jalan saja susah. Mungkin karena barang2 yang dijual di kota ini memang rata2 mahal maka adanya acara diskon seperti ini benar2 terasa. Saya melihat banyak sekali orang keluar dari pusat perbelanjaan dengan tentengan di tangan kanan dan kiri. Seorang teman mengatakan kalau dia perlu bantuan teman lainnya untuk membawakan belanjaannya. Sekiranya ini terjadi di Jakarta, mungkin suasana yang sama juga akan dapat ditemui.

Namun demikian ternyata tidak semua toko buka pada hari ini. Ketika masuk Queen Victoria Building (QVB), sebenarnya saya berniat melihat2 ke ‘Body Shop’, toko kosmetik dan perawatan tubuh yang menggunakan prinsip fair trade. Tetapi ternyata toko tersebut tutup. Demikian pula dengan sebuah toko coklat yang ada di dekatnya. Ketika itu musnahlah harapan saya mendapatkan diskon untuk produk2 ‘Body Shop’ yang menurut saya lumayan mahal tersebut. Mungkin memang ada beberapa toko yang tidak dapat lagi diturunkan harganya sehingga kalaupun buka juga tidak dapat menawarkan apa2.

Benar kata seorang teman, kalau memang benar2 berniat memanfaatkan boxing day harus datang dari pagi, pas tokonya buka kalau perlu. Tetapi saya untuk saat ini hanya berniat sebagai penonton saja. Saya hanya ingin tahu seperti apa sih boxing day itu. Ketika saya keluar dari sebuah toko, saya lihat tempat duduk di depan toko tersebut dipenuhi orang2 (yang sebagian besar laki2), dengan wajah kelelahan. Mungkin mereka sudah keluar rumah dari subuh, sehingga setelah jam makan siang, sudah loyo. Ya, begitulah enaknya menjadi penonton, tidak perlu antri, tidak perlu pusing2 menghitung pengeluaran, tetapi mendapatkan kesenangan. Jika pun ada barang yang terbeli, ya, anggap saja itu bonus…

No comments: